Sukses

Prancis Protes ke FIFA saat Gol Antoine Griezmann di Piala Dunia 2022 Dianulir VAR

FFF tak terima ketika gol Antoine Griezmann ke gawang Tunisia di laga penutup Piala Dunia 2022 dianulir.

Liputan6.com, Doha- Prancis memang berhasil melaju ke babak 16 besar Piala Dunia 2022. Namun, Les Bleus masih saja geram ketika mereka dikalahkan Tunisia 0-1 di laga terakhir penyisihan grup di Education City, Rabu (30/11/2022).

Kekalahan itu sejatinya tak menggeser posisi skuad asuhan Didier Deschamps sebagai penguasa klasemen Grup D. Les Bleus mantap di puncak dengan torehan 6 poin usai menang 4-1 atas Australia dan menang 2-1 atas Denmark.

Walau begitu, Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) tetap tak terima saat Kylian Mbappe Cs dipermalukan Tunisia. Prancis pun mengajukan keluhan kepada FIFA karena mereka mengklaim gol penyama kedudukan lewat Antoine Griezmann 'dianulir secara keliru' oleh VAR karena offside.

Prancis mengajukan keluhan ke FIFA setelah gol menit-menit terakhir Griezmann melawan Tunisia dibatalkan oleh VAR - dengan federasi negara itu bersikeras bahwa itu 'dianulir secara keliru'.

Griezmann melepaskan sepakan voli delapan menit memasuki waktu tambahan, tetapi gol itu dianulir setelah pemain depan yang bermain bersama Atletico Madrid tersebut dinyatakan offside ketika Aurelien Tchouameni mengirim bola ke area penalti.

Bola tampak dibelokkan oleh bek Tunisia ke jalur Griezmann, yang pada saat itu berada dalam posisi onside, tetapi upaya itu dianulir dan Tunisia memenangkan pertandingan 1-0.

“Kami menulis keluhan setelah gol Antoine Griezmann, menurut pendapat kami, (gol itu) dianulir secara keliru. Keluhan ini harus diajukan dalam waktu 24 jam setelah peluit akhir,” sebut pernyataan FFF, dilansir Daily Mail.

FFF tidak merinci apakah keluhan atas gol itu sendiri atau fakta bahwa itu dikesampingkan setelah peluit akhir. Mereka berharap kejadian seperti ini tak akan terulang di laga selanjutnya.

2 dari 3 halaman

Komentar Mengejutkan William Saliba

William Saliba mengaku 'terguncang' oleh lawannya, yakni Tunisia, di pertandingan terakhir penyisihan grup. Bek andalan Arsenal itu mengharapkan situasi ini dapat teratasi ketika Prancis menjalani laga selanjutnya.

“Ini jelas bukan pertandingan yang mudah hari ini (kontra Tunisia). Tim diubah, banyak pemain yang belum pernah bermain bersama, jadi agak sulit. Itu sedikit lebih baik di babak kedua di awal, tapi kemudian kami kebobolan gol itu. Kami menekan pada akhirnya untuk mencoba dan mencetak gol, tapi sayangnya itu tidak cukup,” cetus Saliba.

“Saya tidak akan mengatakan ada rasa takut, tapi kami sedikit terguncang di awal pertandingan. Tapi, ada pemain yang tidak dalam posisi biasanya, jadi mereka tidak terbiasa,” lanjutnya.

Deschamps memang melakukan sedikit terobosan saat menjalani pertandingan kontra Tunisia. Legenda Les Bleus itu menerapkan formasi tak seperti biasanya, yakni menggunakan 4-1-4-1. Padahal, pelatih berusia 52 tahun itu sejatinya biasa menggunakan skema 4-2-3-1 di dua laga awal penyisihan grup.

Di pertandingan kontra Tunisia, Deschamps juga menurunkan banyak pemain pelapis. Fakta itu yang membuat pernyataan Saliba cukup masuk akal.

Namun, saat Prancis memasuki babak 16 besar, Deschamps diyakini tak akan mengambil risiko besar dalam menerapkan skema bermain. Mantan pelatih AS Monaco itu dipercaya akan kembali ke formula awal, yakni bermain dengan formasi 4-2-3-1.

3 dari 3 halaman

Peluang Prancis di 16 Besar

Keberhasilan Prancis melaju ke babak knock-out membuat mereka akan menghadapi Polandia di Al Thumama Stadium, Minggu (4/12/2022). Pertandingan itu tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi Les Bleus, mengingat Polandia bukan lawan yang mudah diremehkan.

Fakta itu tentu saja merujuk dari rekor pertemuan kedua tim, di mana keduanya sudah saling mengalahkan dalam dua pertemuan dalam sejarah mereka.

Namun, melihat komposisi skuad yang dibawa keduanya di Piala Dunia kali ini, banyak pihak beranggapan bahwa Prancis akan mampu mengatasi permainan Polandia di babak 16 besar nanti.

Fakta lainnya karena Polandia belum cukup impresif selama menjalani babak penyisihan Grup C. Mereka hanya meraih satu kemenangan kontra Arab Saudi 2-0, bermain imbang tanpa gol dengan Meksiko, dan dikalahkan Argentina 0-2 di laga terakhir penyisihan grup. Hasil itu pula yang membuat Polandia menjadi runner-up di belakang Argentina.

Selain itu, Polandia masih sangat ketergantungan kepada Robert Lewandowski sebagai ujung tombak. Sialnya, striker Barcelona itu baru mencetak satu gol sepanjang penyisihan grup. Mantan striker Bayern itu melakukannya ke gawang Arab Saudi.

Meski demikian, Czeslaw Michniewicz selaku pelatih kepala Polandia masih memiliki keyakinan akan peluang tim asuhannya. “Jika Anda bertanya tentang peluang kami di babak selanjutnya, tentu tak mudah bagi siapapun. Apalagi, kami akan menghadapi tim kuat macam Prancis. Tapi, kami akan menunjukkan diri kami sebagai tim yang kompak,” tutur Michniewicz.